PDAM DARI INDONSIA TIMUR RAMAIKAN PELATIHAN EPANET DI KOTA PONTIANAK

11 April 2012 Leave a Comment

Pontianak, (11/04) Perkembangan teknologi komputer yang sangat pesat tidak dapat dipungkiri turut mempengaruhi perkembangan teknik perencanaan jaringan perpipaan. Perhitungan-perhitungan yang rumit dan memakan waktu yang cukup lama pada saat ini dapat dilakukan dengan mudah dan sangat cepat jika dilakukan dengan menggunakan komputer. Salah satu penggunaan program komputer (software) yang digunakan dalam bidang teknik perencanaan jaringan adalah analisis jaringan pipa air minum/bersih yang menggunakan program Epanet.

Menyikapi perkembangan teknologi tersebut, Pusdiklat Perpamsi DPD Kalbar kembali menggelar pelatihan Epanet dengan Integrasi GPS (Global Positioning System) dalam perencanaan jaringan perpipaan. Pelatihan Epanet angkatan X kali ini diikuti oleh 19 orang peserta yang berasal dari sejumlah PDAM di Indonesia.

Secara resmi pelatihan dibuka oleh Direktur Teknik PDAM Tirta Khatulistiwa Kota Pontianak Afandi ST mewakili Direktur Utama yang berhalangan hadir karena sedang berada di luar Kota dan 2 orang tenaga ahli dari OASEN (red:Perusahaan air minum dari Belanda). Sekilas dalam kata sambutannya, Afandi menyebutkan, penyelenggaraan pelatihan yang berlangsung selama ini berawal dari sebuah kerjasama antara PDAM Kota Pontianak dengan OASEN pada tahun 2003.

Kerjasama tersebut dalam rangka peningkatan kapasitas SDM di PDAM Kota Pontianak, guna menekan angka kebocoran yang kala itu mencapai 45%. Setelah kerjasama tersebut dinilai berhasil karena mampu menekan angka kebocoran hingga ke level 35%, kedua belah pihak yang menunjuk Pusdiklat Perpamsi DPD Kalbar sebagai fasilitator memandang perlu berbagi pengetahuan yang didapat dari OASEN untuk seluruh PDAM yang ada di Kalimantan Barat.

Mendapat respon positif dari PDAM diseluruh Kalimantan Barat yang berkali-kali mengikutsertakan karyawannya untuk menimba ilmu di Pusdiklat Perpamsi DPD Kalbar, baru pada tahun 2008 Pusdiklat Perpamsi DPD Kalbar memberanikan diri membuka kesempatan kepada PDAM di seluruh Indonesia untuk berbagi Ilmu pengetahuan dengan sub bidang pengolahan air bersih. Selain dikalangan PDAM tidak jarang pelatihan yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Perpamsi DPD Kalbar juga diikuti oleh para kontraktor dan konsultan yang bidang kerja atau kegiatannya mendukung kegiatan di PDAM. “Sampai dengan angkatan X ini, pelatihan program Epanet masih terus diminati oleh peserta yang datang dari berbagai penjuru tanah air”, tegas Afandi.

Dari 19 orang peserta yang mengikuti pelatihan Epanet tersebut, 16 diantaranya berasal dari PDAM di wilayah Indonesia bagian Timur dan 3 orang lainnya dari Kalimantan Barat. Selain menerima Informasi lewat undangan resmi yang dikirimkan oleh panitia pelatihan melalui Fax dan E-mail, sebagian dari peserta mengaku mendapat informasi dari Website yang dikelola Pusdiklat dengan alamat, http://tec-perpamsikalbar.blogspot.com.

Di tempat yang sama, tenaga ahli dari OASEN Belanda, Folko Vaatstra mengatakan, Program Epanet sangat penting dipahami oleh para tukang ledeng untuk mendeteksi kebocoran pipa dan mengukur tekanan debit air yang mengalir di dalam pipa. Kualitas, kuantitas dan kontinuitas merupakan target utama pelayanan yang mau atau tidak mau harus dipenuhi oleh pengembang dan perencana jaringan perpipaan yang profesional.

Dijelaskan Folko, permasalahan jaringan perpipaan di Indonesia tidak jauh berbeda dengan apa yang dialami oleh kebanyakan perusahaan pengolah air minum di Belanda, seperti tidak mengalirnya air pada wilayah distribusi dan tidak optimalnya pemakaian pompa sebagai sumber tenaga pada sistem jaringan. Dari persoalan tersebut maka sangat diperlukan sebuah pendekatan/metode yang representatif guna mendeskripsikan dan mendefinisikan permasalah yang terjadi dilapangan secara tepat dan cepat untuk menentukan pertimbangan dan keputusan yang akan diambil.

Perusahaan air minum OASEN memiliki 325.000 pelanggan dengan tarif per meter kubik, EUR 1,3/m3 atau sekitar Rp 16.000/m3. Tarif air minum disana berlaku secara umum, baik pelanggan niaga maupun non niaga. Walaupun sudah mengolah air minum dengan baik dan melayani pelanggannya secara profesional, Perusahaan OASEN sendiri tidak luput dari sejumlah kritikan dan keluhan oleh pelanggannya, seperti Jumlah tagihan yang cukup besar, warna air yang keruh ketika sedang dilakukan Flushing (pencucian pipa) dan tekanan air yang rendah.

Jika di Indonesia sering terjadi kebocoran, yang rata-rata mencapai 40%, maka sangat jauh berbeda dengan yang terjadi di OASEN, dimana rata-rata kebocoran mereka hanya dikisaran 4% dan itupun terjadi karena secara berkala dimana mereka menggunakannya untuk kegiatan Flushing atau pembersihan pipa jaringan.


0 komentar »